Ankara - Dunia, Senin (31/5) terkejut dan marah setelah pasukan komando Israel menyerang kapal-kapal yang mengangkut bantuan tujuan Gaza, sementara sekutu dan musuh negara Yahudi itu sama-sama mengutuk serangan itu.
Ketua badan hak azasi manusia PBB Navi Pillay mengatakan ia "terkejut" atas serangan yang menewaskan paling tidak 10 orang, banyak dari mereka warga Turki, sementara Uni Eropa menuntut Tel Aviv melakukan pengusutan penuh.
Sementara kelompok Hamas yang menguasai Gaza mendesak dunia Muslim "bangkit" dalam protes mereka sementara polisi berusaha untuk mengusir massa yag marah di luar konsulat Israel di kota terbesar Turki, Istanbul.
Para pemrotes meneriakan yel-yel " Ganyang Israel" di luar tempat kediaman duta besar Israel untuk Ankara, yang dipanggil kementeria luar negeri Turki untuk menyampaikan protes dan memperingatkan bahwa tindakan Israel itu dapat memberikan konsekuensi yang tidak bisa diperbaiki dalam hubungan bilateral.
"Insiden yang disesalkan yang terjadi di laut terbuka dan melanggar hukum internasional ini, mungkin memberikan konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan bilateral kita," kata sebuah pernyataan tertulis.
"Dengan mentargetkan warga sipil, Israel kembali menunjukkan ketidak peduliannya pada nyawa manusia dan prakarsa-prakarsa perdamaian," kata Ankara.
Israel menyatakan pasukan angkatan lautnya diserang para aktivis dan kedua pihak menggunakan peluru tajam, setelah mereka menyerang enam kapal tujuan Gaza membawa ribuan ton bantuan dan ratusan aktivis pro Palestina.
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengutuk serangan itu sebagai "aksi rezim Zionis yang tidak berperikemnusiaan."
Presiden Palestina Mahmud Abbas mengumumkan tiga hari berkabung atas "pembantaian," itu sementara ketua Liga Arab Amr Mussa menyebutnya satu "kejahatan" dan mengatakan organisasi beranggotakan 22 negara itu akan melakukan konsultasi mengenai langkah ke depan.
Ketua parlemen Kuwait mengutuk serangan terhadap armada kapal-kapal itu yang membawa 16 warga Kuwait termasuk seorang anggota parlemen sebagai "kejahatan Israel yang keji sekali."
Uni Eropa menuntut Israel melakukan penyelidikan penuh, dan ketua urusan luar negeri organisasi itu Catherine sAhton menuntut pembukaan segera, berkelanjutan dan tanpa syarat tempat-tempat penyeberangan ke Gaza.
Spanyol, yang kini ketua Uni Eropa sekarang -- Swwdia dan Yunani memanggil dubes-dubes Israel di ibu-ibu kota mereka untuk meminta penjelasan, dengan Madrid mengecam operasi itu sebagai "tidak bisa diterima".
Yunani, yang memiliki sekitar 30 wargaya di armada itu, juga mengundurkan diri dari pelatihan milter gabungan dengan Israel sebagai kecaman terhadap serangan tiu.
Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner mengatakan ia "sangat terkejut " oleh serangan Israel itu dan menegaskan "tidak ada yang bisa dibenarkan" atas serangan seperti itu.
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle juga mengatakan ia "sangat prihatin" atas jatuhnya korban tewas.
Maen Bashur, seorang aktivis Lebanon dan koordinator satu kelompok bernama "End the Blockade on Gaza", mengatakan mereka memperkirakan konvoi itu "diserang" oleh Israel dan menganggap mereka yang ditahan di kapal itu sebagai "tawanan perang".
"Untuk alasan itu kami meminta kepemimpinan Hizbulah bertindak.
Ketika ditanya apakah ia mendesak kelompok pejuang Hizbullah melancarkan serangan lintas perbatasan dan menangkap warga Israel, Bashur menjawab: "kepemiminan Hizbulah bijaksana dan tahu bagaimana harus bertindak."
Seorang anggota parlemen Siprus Kyriacos Triantafyllides, yang dilarang pada menit akhir ikut bersama misi bantuan itu mengemukakan kepada kantor berita Siprus CNA bahwa para aktivis "memperkirakan ada reaksi keras dari Israel."(ant/snd)